Kamis, 14 April 2011

Tiga Siswi SMU Hasilkan Listrik Dari Ekstrak Daun Sambiloto

0 komentar

Sambiloto (Andrographis Paniculate)

Sambiloto - image taken from www.flickr.com/photos/mahdiebrahimi/2192044242/


Krisis energi yang perlahan semakin terasa dampaknya, mengilhami tiga orang siswi di SMUN 1 Bantul, Yogyakarta untuk menemukan solusi sederhana atas permasalahan tersebut. Ajang lomba karya tuils ilmiah tingkat SMA/SMK/MA se-Jawa-Bali 2011 yang digelar oleh UPTD SMAN 2 Nganjuk, Jawa Timur mereka jadikan wadah untuk mempertunjukkan jerih payah mereka.

Ketiganya melakukan riset selama 4 bulan untuk menemukan sumber energi alternatif yang banyak ditemukan di sekeliling kita. Usaha mereka tidak sia-sia. Pilihan mereka akhirnya jatuh pada daun tanaman yang bernama latin Andrographis paniculata atau di masyarakat Indonesia dikenal dengan Sambiloto.

Rima Melati, Sri Astutiningsih dan Muafiqoh Dwiarini tidak sendirian dalam melakukan risetnya. Mereka didampingi Kepala SMUN 1 Bantul, Drs. Isdarmoko, M.Pd serta Reni Shintasari, mahasiswa Fisipol UGM.

Proses pembuatan sumber energi listrik alternatif yang bekerja dengan prinsip baterai tersebut, menurut Rima Melati, salah satu dari tim riset tersebut terbilang cukup rumit. Setelah tiga bulan, mereka baru menemukan bahwa ekstrak daun Sambiloto tersebut mempunyai sifat elektrolitis. Sebanyak 1 kilogram daun Sambiloto ditumbuk dan diblender untuk mendapatkan ekstraknya yang kemudian dicampur dengan 2,5 liter air murni atau aquades. Hasilnya tiga liter baterai cair dari daun Sambiloto.

Dalam uji coba yang dilakukan saat lomba pada 3 April 2011 lalu, baterai cair dari ekstrak daun Sambiloto yang terdiri dari 6 buah sel dan menghasilkan tegangan 2,5 Volt tersebut mampu menyalakan lampu berdaya listrik 0,72 Watt. Setiap sel baterai berisi 500 mililiter dan dipasang elektroda yang terbuat dari pelat seng dan tembaga. Menurut mereka, ekstrak daun Sambiloto tersebut sebenarnya sanggup untuk menyalakan lampu 5 Watt selama satu bulan penuh. Hanya saja dibutuhkan 16 liter ekstrak daun tersebut.

Sama seperti baterai pada umumnya, baterai cair ekstrak daun Sambiloto tersebut perlu pemeliharaan jika sudah mengalami penurunan kinerja. Jika baterai biasa harus diisi ulang atau dialiri listrik lagi, maka pada baterai daun Sambiloto perlu ditambahkan lagi ekstraknya.

Meski hasil riset mereka sederhana, tetapi langkah yang mereka lakukan kembali mengingatkan bahwa banyak cara untuk menghasilkan energi alternatif dengan memanfaatkan berbagai potensi yang tersedia di sekeliling kita.

Sebatang Coklat Antar Ilmuwan Ford Hasilkan Plastik Ringan dan Kuat

0 komentar


Sebatang Coklat Antar Ilmuwan Ford Hasilkan Plastik Ringan dan Kuat
Plastik hingga kini masih digunakan sebagai bagian dari mobil, baik untuk interior seperti dashboard maupun untuk eksterior, bumper misalnya. Untuk mendapatkan sifat plastik yang kuat dengan ringan tidaklah mudah, karena pada dasarnya mengurangi berat atau membuat plastik yang ringan sama artinya mengurangi kekuatannya.

Ilmuwan-ilmuwan di Ford tidak mau begitu saja menyerah dengan karakter plastik yang demikian. Sambil berpikir keras mereka melirik pada sebatang coklat bermerek Aero yang menurut mereka menarik bukan karena rasa, tetapi struktur di dalamnya.

MuCell's-StructureBerbekal sebatang coklat tersebut mereka berhasil mengembangkan plastik ringan sekaligus kuat. Sama seperti bagian dalam coklat Aero, gelembung-gelembung gas diinjeksikan ke dalam plastik pada saat proses molding. Hasilnya, teknologi yang disebut dengan MuCell tersebut menjadikan plastik mempunyai struktur menyerupai sarang tawon di bagian dalamnya.

Pihak Ford juga menambahkan bahwa dengan menggunakan teknologi MuCell ini, mereka mampu menghemat konsumsi energi, mengurangi emisi pabrikasi dan material serta menjaga biaya tetap murah. Sementara bagi konsumen, Ford menambahkan, pemakaian plastik dengan teknologi MuCell menjadikan bobot kendaraan berkurang dan berimbas pada meningkatnya efisiensi, pengendalian dan akselerasi.

Untuk mobil-mobil kecilnya, Ford menargetkan pengurangan berat sebesar 100 kilogram, sedangkan untuk mobl-mobil besarnya Ford akan menurunkan beratnya sebanyak 300 kilogram. Rencananya Ford akan menggunakan teknologi MuCell tersebut pada mobil-mobil produksinya beberapa tahun ke depan.
ford