A-2 civil transport
Inilah pesawat penumpang tercepat dan terhijau yang masih dalam pengembangan, bagaimana tidak Pesawat ini melesat dengan kecepatan Hipersonik menggunakan bahan bakar yang sama sekali tidak mencemari Atmosfer dengan Gas-gas rumah kaca seperti Karbom Dioksida dan Zat beracun lainnya yang biasa dibuang pesawat komersial biasa melainkan hanya menghasilkan air sebagai buangannya.
Kecepatannya bukan lagi Supersonik
seperti Concord, tapi sudah Hiper-sonik. Concord terbang dengan
kecepatan Mach 2 (dua kali kecepatan suara) Atau sekitar 2100 Km/Jam.A2, terbang dengan
kecepatan 5 kali kecepatan suara (Mach 5) atau sekitar 5500 Km/jam. Pesawat ini bahkan lebih
cepat dari pesawat-pesawat tempur tercanggih saat ini, seperti F-16, dan
F-22 ! (yang kecepatannya Mach 2).
Dengan pesawat biasa, dari Eropa ke Australia ditempuh dalam 22 jam. Dengan pesawat ini cuma memakan waktu 4,5 jam saja! Pesawat ini juga sangat Eco-friendly karena memakai bahan bakar Liquid Hydrogen. Yang bahan dasarnya dan keluarannya pada dasarnya adalah, Air. Benar-benar futuristik dan hijau
Dengan pesawat biasa, dari Eropa ke Australia ditempuh dalam 22 jam. Dengan pesawat ini cuma memakan waktu 4,5 jam saja! Pesawat ini juga sangat Eco-friendly karena memakai bahan bakar Liquid Hydrogen. Yang bahan dasarnya dan keluarannya pada dasarnya adalah, Air. Benar-benar futuristik dan hijau
Perkiraaan waktu siap operasi ? 20-25 tahun lagi, 2030. Pesawat ini bisa
mengangkut 300 orang, dan ongkosnya pun ditargetkan setara dengan tiket business-class
standar, sekitar 4.700 Euro atau 6.900 Dollar.
Locomoskayner
Rancangan propulsi diperoleh dari beberapa sumber tenaga listrik, dan sayap kecil di pinggiran lambung yang memberikan tenaga tambahan untuk naik.
Pesawat yang memiliki bentuk menyerupai UFO ini, ternyata memiliki tujuan tambahan dari keanehan bentuknya. Hal ini difungsikan untuk memberikan stabilitas ekstra dan kemampuan melawan arus angin saat melayang di atas tanah.
Model dari Locomoskayners ini diharapkan dapat digunakan untuk transportasi umum maupun kargo, pengawasan serta pemantauan benda benda di udara. Versi terbesar dari karya Rusia ini ialah dapat mengangkut bobot ke udara seberat 600 ton.
Proyek ini telah berjalan selama 5 tahun dan berbasis di kota Ulyanovsk, 900 km dari timur Moskow. Pengembang proyek ini berencana untuk menginvestasikan US$90 juta pada “UFO” canggih ini.
Pesawat Terbang Personal Dengan Motor Listrik
Pesawat
terbang personal berikut ini merupakan pesawat terbang ditenagai oleh
motor listrik. Biasanya, pesawat terbang personal yang sudah ada selama
ini memakasi mesin roket, jet, atau kombinasi baling-baling dengan
roket. Pesawat dengan penggerak motor listrik diklaim lebih hemat biaya
penerbangan dengan tingkat kebisingan yang rendah. Namun bagaimana
performanya?
Tidak
begitu buruk. Pesawat terbang personal ini mampu terbang dengan
kecepatan 240 km/jam hingga 320 km/jam, dengan jangkauan jarak 80 km.
Wah, lumayan juga, bisa bolak-balik Jarkata-Bandung, dan
Bandung-Jakarta. Ketinggian terbang pesawat terbang ini adalah 9 km,
dengan tenaga listrik dari baterai fosfat litium yang bisa diisi ulang.
Menurut para perancangnya, kepadatan energi di dalam baterai bisa ditingkatkan tiga kali dalam 5 tahun mendatang, sehingga jarak tempuhnya bisa mencapai sekitar 240 km.
sumber: http://fotounikaneh.blogspot.com/2010/01/pesawat-terbang-personal-dengan-motor.html
N270DC
Pesawat N270DC mulai dikembangkan sejak empat tahun lalu. Untuk menggerakkan motor listrik pemutar baling-baling pesawat, para teknisi menggunakan baterai polymer lithium 14,5 Kwh. Penerbangan perdana yang dilakukan di lapangan terbang regional Wittman di Oshkosh tersebut adalah untuk menguji reaksi Ground Effect pada pesawat dan kinerja system pada pesawat N270DC tersebut sebelum uji coba terbang dalam skala penuh yang akan direncanakan lebih lanjut. Pimpinan perusahaan (John Monnett) Sonex sendiri yang mengemudikan pesawat saat uji coba terbang perdana tersebut.
"Setiap penerbangan perdana sebuah pesawat dengan desain baru selalu menjadi pengalaman yang menarik," kata John Monnett. "Tapi menguji terbang N270DC menjadi terasa lebih menarik jika dibandingkan dengan pesawat-pesawat lain yang telah kami buat. Mungkin hal seperti ini yang dirasakan oleh Wright Bersaudara saat pertama kali melakukan uji coba terbang pada pesawat mereka. Penerbangan perdana ini berhasil dengan lancar dan menjadi kemenangan emosional tersendiri bagi tim kami."
Setelah menetapkan pengembangan untuk pesawat E-Flight pada 2006 lalu, kemudian perusahaan Sonex Aircraft mengungkapkan desain pesawat E-Flight yang sedang mereka rancang kepada publik pada pelaksanaan EAA AirVenture Oshkosh 2007. Tim Sonex sadar bahwa mereka harus menghadapi tantangan teknik pada rancang bangun pesawat dan sistem kelistrikannya. Tapi terbukti mereka bisa menyelesaikan tantang tersebut pada uji terbang perdana 3 Desember 2010 lalu.
0 komentar:
Posting Komentar