TEMPO.CO, Depok--Menteri
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan memiliki cara lain membuat
mitra kerjanya di BUMN bekerja ikhlas dan jujur. Hari pertama bekerja
sebagai Menteri BUMN Dahlan mengumpulkan semua bawahannya menggelar
rapat.
Dalam rapat tersebut Dahlan mengajak mereka untuk
kembali kepada spirit perjuangan ketika masih menjadi mahasiswa. "Dulu
kan kita aktivis mahasiswa," katanya saat menjadi pembicara di
Universitas Indonesia (UI), Rabu, 16 Mei 2012.
Dahlan
kemudian mengingatkan kembali, setidaknya ada dua hal yang selalu mereka
tuntut kepada pemerintah saat itu. yaitu, Jangan korupsi dan Rombak
Birokrasi. "Nah mari kita lakukan itu sekarang," ajaknya dalam rapat
pertama itu. "Akhirnya, semuanya sepakat untuk melakukannya."
Dahlan mengaku hal yang serupa telah ia lakukan ketika pertama menjadi
Direktur Utama PLN. Dia mengajak lembaga di bawahnya untuk bekerja
dengan sungguh-sungguh. "Ini sudah saya lakukan di PLN dan ketika di
BUMN saya lakukan lagi," katanya.
Dahlan mengatakan
sampai saat ini, para aktivis mahasiswa masih menuntut dua hal itu.
Dahlan mengaku malu pada dirinya sendiri jika institusinya didemo lagi
oleh mahasiswa dengan tuntutan yang sama. "Saya sangat malu kalau
didemo," katanya.
Selain menghindari celah untuk praktek korupsi di institusinya. Dahlan pun harus bergegas merubah wajah birokrasi BUMN.
"Dulu saya kira birokrasi itu jarang rapat. Ternyata sangat rajin rapat
dan bisa sampai pagi. Sayangnya jarang ada hasilnya," katanya.
Guna merubah gaya birokrasi, menteri Dahlan akhirnya mengurangi 50
persen rapat. Sehingga memperbanyak waktu untuk mengeksekusi hasil
rapat. "Rapat yang tidak terlalu penting ditiadakan," katanya.
Selanjutnya, Dahlan melihat lembaga di bawahnya diberatkan dengan
berbagai macam laporan. Membuat dan memeriksa laporan itu, menurut
Dahlan membutuhkan tidak sedikit waktu. Akhirnya ia memangkas 50 persen
laporan-laporan yang diwajibkan ke Kementerian BUMN. "Membuat laporan
kok disebut pekerjaan," katanya.
Selain itu menteri
Dahlan juga memberikan sekitar 28 kewenangan menteri BUMN ke lembaga di
bawahnya. Dahlan mengaku terlalu banyak kewenangan yang ia miliki
sebagai menteri. Dahlan berharap dengan kewenangan itu, birokrasi yang
ia pimpin bisa berjalan cepat. "Ini yang sedang diinterpelasi di DPR,"
katanya.
Dahlan juga mengaku sedikit kaget saat pertama
pimpin PLN. Dirinya yang tidak memiliki atasan di perusahaan swasta,
tiba-tiba memiliki banyak atasan. "Saat di Jawa Pos, jangankan yang
tertulis yang saya katakan saja dipatuhi," kata Dahlan.
Dahlan mengaku di PLN memiliki banyak atasan, termasuk menteri BUMN dan
presiden. "Untungnya keinginan mereka berbeda-beda," katanya. Dengan
begitu Dahlan bisa kembali menjdi
Jaga Forum