Selasa, 15 Mei 2012

Kesenjangan Dunia Kampus dan Bisnis Perlu Diatasi

0 komentar
JAKARTA, KOMPAS.com -- Perusahaan perangkat lunak (software) dan layanan business analytics SAS terlibat untuk menjembatani kesenjangan antara dunia akademik dan bisnis. Melalui SAS Academic Program, perusahaan ini mendukung kurikulum dan pengembangan mahasiswa di perguruan tinggi.
Melalui program ini, perguruan tinggi dapat menikmati lisensi software SAS secara tidak terbatas, baik bagi mahasiswa maupun dosen, pelatihan, e-learning, buku, materi pengajaran, datasets, dan dukungan pengembangan kurikulum tentang SAS yang sesuai dengan lingkungan business analytics. Kerja sama ini dilakukan SAS dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Multimedia Nusantara (UMN), dan Universitas Islam Indonesia (UII).
Country Manager SAS Indonesia, Erwin Sukiato menjelaskan, program ini diluncurkan dengan misi untuk membantu perguruan tinggi dalam mengembangkan profesional muda dengan teknologi yang sesuai dengan lingkungan business analytics.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), pada 2010 terdapat 3.098 universitas di seluruh Indonesia. Data dari Kementerian Pendidikan Nasional menunjukkan terdapat 655.012 lulusan dari perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Sementara itu, data dari Kementerian Tenaga Kerja menunjukkan jumlah pengangguran dari lulusan Sarjana dan Diploma adalah 208.937 usia 20-24 tahun dan 416.788 usia 25-29 tahun. Data-data tersebut menunjukkan terdapat kesenjangan antara jumlah pekerjaan dan lulusan.
Erwin menjelaskan, SAS menyadari semakin tumbuhnya SAS, maka permintaan sumber daya manusia yang menguasai SAS juga semakin meningkat. Saat ini, SAS Indonesia telah bermitra dengan lima perguruan tinggi dalam SAS Academic Program.
Sementara itu, Asep Saefuddin, Dosen Senior Departemen Statistika IPB, mengemukakan bahwa program ini dapat membantu kampus untuk menghasilkan lulusan statistika yang handal.
"Hal ini sejalan dengan misi kami untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memahami pentingnya kualitas dan produktivitas menuju persaingan global. Selain itu, mahasiswa kami dapat memperoleh lebih banyak eksposur ke teknologi dan solusi dalam bisnis. Semuanya itu akan meningkatkan nilai kompetitif kualitas lulusan kami," tutur Asep, Selasa (15/5/2012) di Jakarta.
Dekan Fakultas Ekonomi UII Hadri Kusuma mengatakan, melalui program ini, mahasiswa dan para akademisi di Fakultas Ekonomi, jurusan Ilmu Ekonomi dan Akuntansi dapat memiliki kemampuan untuk mengakses software canggih dan memiliki kesempatan berkenalan dengan lingkungan business analytics. "Kurikulum SAS yang telah mendunia juga memperkaya materi pengajaran kami dengan real-life datasets di mana mahasiswa dapat membuat laporan, model dan juga forecasting," kata Hadri.
Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi UMN Januar Wahjudi mengatakan, program ini dapat memberi nilai tambah, baik bagi mahasiswa maupun dosen.
"Kami berharap misi kami untuk mengembangkan mahasiswa berstandar tinggi dan mempersiapkan mereka agar memiliki masa depan karir yang cerah dapat terwujud melalui kerja sama ini. Dalam program ini, kami berencana untuk memberi penekanan pada data mining dan business intelligence ke dalam kurikulum kami," jelas Januar.

0 komentar:

Posting Komentar